Selasa, 06 Desember 2011

BERITA : Kota Magelang Luncurkan Batik Tidar

Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah, meluncurkan produk Batik Tidar sebagai ikon batik kota itu yang dirintis puluhan perajin tergabung di salah satu kelompok usaha bersama masyarakat setempat.

"Kami berharap fasilitasi pemkot untuk mematenkan Batik Tidar, produk yang diluncurkan ini sebagai rintisan untuk pengembangan berikutnya," kata Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Batik Tidar Sisminarko, di sela peluncuran produk batik itu di Gedung Wanita Kota Magelang, di Magelang, Rabu (28/4).

Ia menyatakan optimistis batik khas kota itu bakal diminati pasar pada masa mendatang. Penggunaan nama "tidar" untuk produk batik setempat mengambil nama Gunung Tidar yang berada di tengah Kota Magelang.

Para pembatik yang tergabung dalam kelompok itu, katanya, memroduksi batik tulis, cap, dan kombinasi antara tulis dengan cap.

Beberapa waktu lalu, katanya, sebanyak 20 anggota kelompok itu menjalani pelatihan membatik di Bandung dan selanjutnya mengembangkan produk itu di kampung halamannya. Kelompok itu terdiri atas kalangan pelajar, mahasiswa, seniman, dan ibu rumah tangga.

Hingga saat ini, katanya, pihaknya telah memroduksi batik sebagai bakal pakaian dan selendang yang antara lain ditandai dengan motif "water tower", pelengkung, dan burung kepodang.

"Motif itu terinspirasi oleh aset dan potensi alam di kota kami, pada masa mendatang Batik Tidar bisa menjadi ikon Kota Magelang," katanya.

Ia mengharapkan, pemkot setempat mengeluarkan kebijakan menyangkut pemakaian kain batik dengan motif tersebut kepada para pegawai negeri sipil (PNS).

"Melalui PNS, batik khas ini bisa tersosialisasi," katanya.

Wali Kota Magelang Fahriyanto menyatakan kesediaan pemkot untuk membantu mereka mematenkan produk Batik Tidar.

"Kami akan kaji terlebih dahulu mekanisme untuk mematenkan Batik Tidar, termasuk berbagai motifnya," katanya.

Ia mengharapkan, Batik Tidar pada masa mendatang menjadi ciri khas batik Kota Magelang.

Pengembangan kerajinan batik setempat, katanya, antara lain bermanfaat untuk meningkatkan kreativitas masyarakat, perekonomian mereka, dan membuka lapangan kerja.

Ia menyatakan akan mengeluarkan kebijakan untuk pemakaian seragam batik khas kota itu kepada PNS setempat.

Tetapi, katanya, para perajin juga harus terus menerus meningkatkan keterampilan untuk mengembangkan produk batik itu.

Peluncuran Batik Tidar antara lain ditandai dengan peragaan busana batik oleh para pejabat pemkot termasuk anggota forum pimpinan daerah setempat, siswi SMK Pius Kota Magelang, dan pameran produk batik khas kota itu oleh KUB Batik Tidar.

MUSEUM DIPONEGORO

Pangeran Diponegoro adalah salah satu seorang pahlawan Nasional yang mempunyai latar belakang sejarah yang cukup heroik. Beliau adalah seorang pimpinan yang bersifat tegas menghadapi Belanda baik fisik maupun diplomasi, sehingga Belanda pada waktu itu selalu banyak mengalami kegagalan. Namun dengan kelicikan Belanda yang dipimpin oleh Jenderal De Kock, Pangeran Diponegoro diajak berunding yang berakhir dengan penangkapan dirinya. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 20 Oktober 1830, di tempat kediaman rumah dinas Karesidenan Kedu. Pangeran Diponegoro merupakan Pahlawan Kemerdekaan yang berjuang melawan Belanda pada tahun 1825 sampai 1830, yang terkenal dengan Perang Diponegoro. Untuk mengenang jasa-jasanya maka ruang dimana Pangeran Diponegoro berunding dengan Belanda hingga ditangkap tersebut ditetapkan sebagai ruangan museum. Museum Kamar Pangabdian Diponegoro berlokasi di dalam komplek Kantor Pembantu Gubernur Wilayah Kedu, menempati salah satu ruangan/ kantor dinas Residenan/ Pembantu Gubernur.
Lokasi museum ini terletak di Jalan Diponegoro No.1 Magelang. Bangunan Museum tersebut bergaya arsitektur Klasik Eropa. Jenis museum kamar pengabdian Diponegoro ini khusus bersifat memorial, karena bangunan/ ruangan pameran merupakan bekas tempat di mana Pangeran Diponegoro melakukan perundingan dengan Jenderal De Kock, sedangkan koleksinya merupakan benda-benda peninggalan Pangeran Diponegoro antara lain.
  • Meja kursi bekas kemarahan beliau berupa guratan kuku
  • Jubah berukuran tinggi 1.57 m, lebar 1.35 m terbuat dari kain shantung
  • 7 buah cangkir tempat 7 macam minuman kegemaran beliau
  • Balai-balai tempat sembahyang
  • Sebuah Kitab Takrib. 

Kota Magelang

Kota Magelang terletak di antara 7 derajat Lintang Selatan dan 10 derajat Bujur Timur, merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menempati posisi sangar strategis, yaitu terletak tepat di tengah Pulau Jawa dan berada di persimpangan poros utama : Yogyakarta-Semarang, Yogyakarta-Wonosobo, Semarang-Kebumen-Cilacap. Jaraknya 65 km dari Semarang dan 42 km dari Yogyakarta.

Dikelilingi oleh gunung-gunung dan bukit seperti: Sindoro, Sumbing, Perahu, Telomoyo, Merbabu, Merapi, Andong dan Menoreh, serta terdapat sebuah bukti kecil "Gunung Tidar" di jantung kota dengan ketingggian kira-kira 500 m dari permukaan laut, menyebabkan Magelang beriklim sejuk, dengan temperatur antara 25 derajat - 27 derajat celcius. Dua buah sungai, Progo dan Elo membatasi wilayah ini di sebelah barat dan timur.